Tak Cukup Berkelanjutan, Industri Kelapa Sawit Juga Perlu Resiliensi
Pandemi Covid-19 mengingatkan kita akan pentingnya resiliensi, selain pertumbuhan produksi dan keberlanjutan dalam bisnis. Termasuk dalam industri kelapa sawit.
JAKARTA, KOMPAS β Usaha perkebunan kelapa sawit tak cukup hanya memastikan pertumbuhan produksi dan keberlanjutan (sustainability) guna mempertahankan eksistensinya, tetapi juga perlu kelenturan (resiliensi). Resiliensi menjadi makin krusial ketika industri kelapa sawit, seperti juga dialami usaha di berbagai bidang lain, terdampak pandemi Covid-19 dan hal lain, seperti konflik Rusia-Ukraina.
Dosen IPB University, Bayu Krisnamurthi menyampaikan pandangan itu dalam diskusi terbatas di Jakarta, Selasa (12/4/2022). Selain Bayu, hadir pula sebagai pembicara Director of Sustainability and Stakeholder Relations Asian Agri Bernard A Riedo; dan Head of Operations Asian Agri Omri Samosir. Diskusi digelar sebagai bagian dari peluncuran Asian Agri 2030, strategi bisnis jangka panjang demi memastikan keberlangsungan bisnis agar sejalan dengan filosofi bisnis perusahaan.