logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKonsumsi Solar Subsidi Naik 15...
Iklan

Konsumsi Solar Subsidi Naik 15 Persen di Jawa Timur

Solar subsidi masih langka di Jawa Timur yang antara lain dipicu peningkatan konsumsi. Kelangkaan menghambat kelancaran distribusi barang dan jasa yang bisa memicu masalah sosial.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Β· 1 menit baca
Solar habis di SPBU Rest Area Km 754 Ruas Tol Surabaya-Gempol, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (5/4/2022). Banyak sopir truk mengaku kesulitan solar dalam lima hari terakhir. Sebagian besar truk yang antre sudah menipis bahan bakar solarnya sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan. Mereka antre hingga delapan jam tanpa kejelasan kapan solar di SPBU akan terisi.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Solar habis di SPBU Rest Area Km 754 Ruas Tol Surabaya-Gempol, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (5/4/2022). Banyak sopir truk mengaku kesulitan solar dalam lima hari terakhir. Sebagian besar truk yang antre sudah menipis bahan bakar solarnya sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan. Mereka antre hingga delapan jam tanpa kejelasan kapan solar di SPBU akan terisi.

SURABAYA, KOMPAS β€” Harga solar subsidi dan tak subsidi selisih Rp 7.800-Rp 9.150 per liter. Perbedaan yang lebar memicu peningkatan konsumsi solar subsidi di Jawa Timur sebanyak 15 persen. Selain itu, solar subsidi langka atau sulit diakses sehingga masih terjadi antrean truk di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU).

Deny Djukardi, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jawa Timur Bali Nusa Tenggara, Rabu (6/4/2022), menyatakan, konsumsi solar subsidi di Jatim sekitar 170.000 kiloliter (KL) per bulan.

Editor:
AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
Bagikan