logo Kompas.id
EkonomiKonversi Pembangkit Listrik...
Iklan

Konversi Pembangkit Listrik Diesel ke Tenaga Surya Hemat Ongkos BBM

Konversi pembangkit listrik dari bahan bakar minyak ke sumber energi terbarukan dapat menghemat biaya operasional PLN dan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.

Oleh
MEDIANA
· 1 menit baca
Akivitas di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Senin (11/10/2021). PLTU Sintang merupakan salah satu lokasi yang memiliki ketersediaan bahan bakar <i>co-firing, </i>dalam hal ini cangkang sawit, yang besar. Bahan bakar batubara dapat dihemat hingga 10 persen dengan metode <i>co-firing </i>menggunakan cangkang sawit.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Akivitas di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Senin (11/10/2021). PLTU Sintang merupakan salah satu lokasi yang memiliki ketersediaan bahan bakar co-firing, dalam hal ini cangkang sawit, yang besar. Bahan bakar batubara dapat dihemat hingga 10 persen dengan metode co-firing menggunakan cangkang sawit.

YOGYAKARTA, KOMPAS — Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengonversi pembangkit listrik tenaga diesel berkapasitas 499 megawatt ke pembangkit listrik tenaga surya dan sistem penyimpanan berbasis baterai diyakini menghemat konsumsi bahan bakar minyak sekitar 67.000 kiloliter per tahun. Program konversi diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon 0,3 juta ton dan meningkatkan porsi energi terbarukan hingga 15 persen.

Direktur Megaproyek dan Energi Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan hal itu di sela-sela webinar ”Renewable Technology as Driver for Indonesia’s Dedieselization”, Rabu (23/3/2022), di Yogyakarta. PLN memiliki pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebanyak 5.200 unit yang tersebar di 2.130 lokasi di seluruh Indonesia. Per 2020, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) PLTD tersebut mencapai 2,7 juta kiloliter dengan biaya bahan bakar Rp 16 triliun.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan