logo Kompas.id
EkonomiPenyelesaian Problem Minyak...
Iklan

Penyelesaian Problem Minyak Goreng Jangan Berkutat di Hilir

Data KPPU menunjukkan, 46,5 persen pasar minyak goreng dikendalikan oleh empat produsen besar. Kondisi itu perlu dibenahi secara serius. Harga minyak goreng juga dinilai bakal sulit turun.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 1 menit baca
Pekerja memasang tutup jeriken berisi minyak goreng di salah satu gudang penyimpanan minyak di Desa Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (1/12/2021). Perusahaan pemasok minyak goreng itu bisa memasok sekitar 150 ton minyak goreng curah. Minyak-minyak itu mereka dapatkan dari produsen-produsen minyak goreng di Semarang, Surabaya, dan Jakarta.
KRISTI DWI UTAMI

Pekerja memasang tutup jeriken berisi minyak goreng di salah satu gudang penyimpanan minyak di Desa Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (1/12/2021). Perusahaan pemasok minyak goreng itu bisa memasok sekitar 150 ton minyak goreng curah. Minyak-minyak itu mereka dapatkan dari produsen-produsen minyak goreng di Semarang, Surabaya, dan Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS — Dilepasnya harga minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar memang membuat ketersediaan produk pangan itu di pasar relatif lebih baik. Namun, harga minyak goreng yang mengikuti harga internasional disebut berpotensi menghasilkan masalah-masalah baru. Pemerintah diharapkan tidak hanya menyelesaikan problem minyak goreng di sisi hilir. Penataan di sisi hulu amat diperlukan.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dalam webinar ”Kelangkaan Sembako dalam Perspektif Ilmu Pemerintahan” yang digelar Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), Sabtu (19/3/2022), mengatakan, dalam konteks kebijakan publik, sejak akhir 2021 hingga Maret 2022, masyarakat seperti menjadi kelinci percobaan.

Editor:
NUR HIDAYATI
Bagikan