logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊRuang Gerak Sempit, Kebijakan ...
Iklan

Ruang Gerak Sempit, Kebijakan Fiskal dan Moneter Mesti Adaptif

Pemulihan ekonomi dunia dihadapkan pada tantangan sempitnya ruang manuver kebijakan fiskal dan moneter. Selain itu, ada tantangan baru yang dihadapi dunia, yakni dampak krisis Rusia-Ukraina.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
Seorang warga terlelap di lahan kosong, di bawah jembatan kereta, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/52021). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran pada Februari 2021 adalah 6,93 juta orang, menurun dari posisi Agustus 2020 yang sebanyak 9,77 juta orang.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Seorang warga terlelap di lahan kosong, di bawah jembatan kereta, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/52021). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran pada Februari 2021 adalah 6,93 juta orang, menurun dari posisi Agustus 2020 yang sebanyak 9,77 juta orang.

JAKARTA, KOMPAS β€” Negara-negara di dunia dihadapkan pada tantangan memulihkan perekonomian yang tertekan akibat pandemi Covid-19 dalam ruang fiskal dan moneter yang sempit. Pemerintah di sejumlah negara dunia tidak memiliki dana fiskal yang cukup besar untuk menggairahkan perekonomiannya kembali. Di tengah keterbatasan itu, kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif diperlukan guna memulihkan perekonomian.

Chief Economist ASEAN+3 Macroeconomics Research Office (AMRO) Hoo Ee Khor mengatakan, kebijakan fiskal dan moneter bisa menjadi salah satu instrumen pemerintah negara dunia untuk memulihkan perekonomian. Namun, situasi saat ini banyak negara yang tidak memiliki ruang fiskal dan kebijakan moneter yang lapang.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan