logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊHarga Jual BBM Terus Dikaji
Iklan

Harga Jual BBM Terus Dikaji

Harga minyak mentah jenis Brent mencapai 139,13 dollar AS per barel pada awal perdagangan Senin (7/3/2022). Selain menaikkan harga BBM, opsi pemerintah yang bisa diambil adalah tambah kompensasi biaya ke Pertamina.

Oleh
MEDIANA, DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Β· 1 menit baca
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar di salah satu SPBU Pertamina di Jakarta Barat, Senin (7/3/2022). Harga minyak mentah dunia terus melonjak naik dan telah menembus diatas 130 dollar AS per barel. Kondisi tersebut semakin memberatkan Indonesia yang bergantung kepada impor minyak. PT Pertamina (Persero) dan Shell Indonesia kembali mengkaji harga jual BBM nonsubsidi meskipun baru saja menaikan harga jual BBM nonsubsidi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar di salah satu SPBU Pertamina di Jakarta Barat, Senin (7/3/2022). Harga minyak mentah dunia terus melonjak naik dan telah menembus diatas 130 dollar AS per barel. Kondisi tersebut semakin memberatkan Indonesia yang bergantung kepada impor minyak. PT Pertamina (Persero) dan Shell Indonesia kembali mengkaji harga jual BBM nonsubsidi meskipun baru saja menaikan harga jual BBM nonsubsidi.

JAKARTA, KOMPAS β€” Harga minyak mentah jenis Brent sempat menyentuh level 139 dollar AS per barel pada awal pembukaan perdagangan Senin (7/3/2022) kendati kemudian turun ke 125 dollar AS per barel. Lonjakan harga minyak mentah itu bakal kian menekan harga jual bahan bakar minyak atau BBM di Indonesia. PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji kemungkinan kenaikan harga BBM nonsubsidi di dalam negeri.

Pengajar Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Fahmy Radi, mengatakan, kenaikan harga minyak mentah dunia bakal kian menekan harga BBM dalam negeri. Dampaknya, kenaikan harga jual BBM sulit dihindari. Apabila harga tidak dinaikkan, APBN bakal tertekan lantaran harus menutup selisih harga jual BBM atau dibutuhkan alokasi untuk membayar kompensasi kepada Pertamina.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan