logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPotensi Biomassa yang Melimpah...
Iklan

Potensi Biomassa yang Melimpah Perlu Dioptimalkan

Kebutuhan riil biomassa untuk pembangkit listrik di Indonesia belum terpetakan. Hal itulah yang menyebabkan pasokan biomassa belum mendapatkan kepastian penyerap (off taker).

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Alat berat mencampur batubara dengan cangkang sawit di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Senin (11/10/2021). PLTU Sintang salah salah satu lokasi yang memiliki ketersediaan bahan bakar co-firing dalam hal ini cangkang sawit yang besar. Penghematan bahan bakar batu bara dapat dihemat hingga 10 persen dengan metode co-firing menggunakan cangkang sawit.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Alat berat mencampur batubara dengan cangkang sawit di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Senin (11/10/2021). PLTU Sintang salah salah satu lokasi yang memiliki ketersediaan bahan bakar co-firing dalam hal ini cangkang sawit yang besar. Penghematan bahan bakar batu bara dapat dihemat hingga 10 persen dengan metode co-firing menggunakan cangkang sawit.

JAKARTA, KOMPAS β€” Potensi biomassa di Indonesia yang melimpah perlu dioptimalkan untuk mendukung bauran energi baru dan terbarukan 23 persen pada 2025. Pemanfaatan biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU dapat mengurangi ketergantungan pada batubara. Tantangannya adalah bagaimana menjaga keandalan pasokan biomassa.

Menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, pembakaran biomassa bercampur batubara pada PLTU atau dikenal dengan metode co-firing adalah salah satu cara mudah mengoptimalkan potensi energi terbarukan selain tenaga surya. Selain co-firing, pengembangan pembangkit listrik tenaga biomassa berskala kecil juga perlu didorong.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan