Analisis Ekonomi
Desa dan Inklusi Keuangan
Inklusi keuangan di perdesaan akan lebih bermakna jika mampu menghidupkan lagi semangat gotong royong, mendorong kembali semangat saling menolong.

Rundisi (kiri) dan Bintun, pendamping program inklusi keuangan, mengecek data nasabah tabungan emas Pegadaian di Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (19/10/2020). Sejak menjadi desa percontohan keuangan inklusif pada November 2019, sekitar 80 warga Desa Pegagan Kidul telah mengakses tabungan emas. Program inklusi keuangan membuat warga memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan.
Inklusi keuangan adalah ketersediaan akses ke berbagai lembaga keuangan beserta produk dan layanan jasa mereka. Sebagai financial intermediary, lembaga keuangan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemudahan menyimpan dan meminjam modal finansial.
Dari sisi kewilayahan, ada kesenjangan inklusi keuangan antara perkotaan dan perdesaan. Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan, indeks inklusi keuangan di wilayah perdesaan Indonesia pada 2019 sebesar 68,49 persen, meningkat dibandingkan pada 2016 yang sebesar 63,2 persen.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Desa dan Inklusi Keuangan".
Baca Epaper Kompas