logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊMimpi Menjadi Desa Wisata
Iklan

Mimpi Menjadi Desa Wisata

Pengembangan desa wisata tidak selalu harus merujuk desa wisata peringkat atas sebagai tolok ukur. Memulai dari hal yang sederhana dan bebenah secara perlahan justru bisa menghadirkan kelebihan tersendiri

Oleh
SIWI NUGRAHENI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-K31yatvatdahyX0iT9rBFT7cP0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2Fd323e3aa-05e9-4294-93f0-f0c6db1c08c4_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Rumah yang berjejal di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kaliangkrik, Jawa Tengah, menjadi daya tarik utama dusun di lereng Gunung Sumbing tersebut, Selasa (14/12/2021). Dusun yang dihuni sedikitnya 475 keluarga tersebut terus dikembangkan menjadi desa wisata dengan harapan mampu menghadirkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Menjadi desa wisata merupakan cita-cita banyak desa. Paling tidak itu yang saya tangkap ketika kami berkesempatan menjadi mitra kerja di sejumlah desa.

Cerita sukses desa-desa wisata, seperti Desa Ponggok di Klaten, Desa Pujon Kidul di Malang, Desa Sade di Lombok Tengah, menjadi alasan mereka. Tahun 2021, Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) mencatat, terdapat 1.838 desa wisata, dari total 83.381 desa/kelurahan di Indonesia.

Editor:
Nur Hidayati
Bagikan