logo Kompas.id
EkonomiTransisi Pemulihan Ekonomi
Iklan

Transisi Pemulihan Ekonomi

Selain ketidakpastian, pandemi juga meningkatkan urgensi transformasi sekaligus transisi. Transformasi makin diperlukan saat ketidakpastian meningkat. Transisi semakin urgen saat tak ada banyak pilihan.

Oleh
A Prasetyantoko, Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3a-GG-T-7urgOW1Rhjv08v5tdhY=/1024x631/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F0ed402ec-83fa-4f4b-b599-04dbf401494f_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Proyek pembangunan jalur dan stasiun kereta ringan (LRT) di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (25/11/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN kita menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan berada pada kisaran 3,5 persen sampai 4 persen pada tahun ini.

Laporan rutin Bank Dunia Indonesia Economic Prospects edisi Desember 2021 mengambil judul ”A Green Horizon: Toward a High Growth and Low Carbon Economy”. Laporan ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 3,7 persen tahun ini dan menjadi 5,2 persen tahun depan, dengan catatan tidak ada perubahan penting.

Soal ketidakpastian akibat pandemi, kita semakin hari semakin mengerti. Selain ketidakpastian, pandemi juga meningkatkan urgensi transformasi sekaligus transisi. Transformasi justru semakin diperlukan saat terjadi peningkatan ketidakpastian. Sementara transisi semakin urgen saat tak ada banyak pilihan.

Editor:
Nur Hidayati
Bagikan