logo Kompas.id
›
Ekonomi›Antisipasi Risiko Harga Minyak...
Iklan

Energi Fosil

Antisipasi Risiko Harga Minyak Tinggi di Tahun 2022

Laporan Bank Dunia memperkirakan harga komoditas energi fosil akan tetap tinggi pada tahun 2022 terutama akibat permintaan yang kuat. Sebagai pengimpor bersih, Indonesia dinilai perlu mengansitipasi dampaknya.

Oleh
Mediana
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/KmVT_IWpsug0pzHGjbQs9Vqudr4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2Fcfed2f54-4517-45c5-9049-57940ab67dd2_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) untuk sepeda motor di SPBU Coco, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (10/11/2021).

JAKARTA, KOMPAS — Harga energi diperkirakan akan tetap tinggi pada tahun 2022. Situasi ini akan menambah tekanan inflasi global dan berpotensi menggeser pertumbuhan ekonomi dari negara pengimpor ke negara pengekspor energi.

Demikian benang merah laporan Bank Dunia Commodity Markets Outlook: Urbanization and Commodity Demand yang dirilis Oktober 2021. Dalam laporan itu, Bank Dunia memperkirakan harga energi akan meningkat lebih dari dua persen pada tahun 2022 setelah melonjak lebih dari 80 persen pada tahun 2021, didukung oleh permintaan yang kuat dan peningkatan produksi secara bertahap, sebelum turun tajam pada tahun 2023 karena pasokan meningkat secara terukur.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Antisipasi Harga Minyak Masih Tinggi di 2022".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...