logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTantangan untuk Berlari Lebih ...
Iklan

Tantangan untuk Berlari Lebih Cepat

Waktu yang tersedia untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari tahun 2030 semakin terbatas. Selain strategi yang tepat, Indonesia perlu berlari lebih cepat.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ag28bvd2rt7kuV367ehWWkFyiBY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F7aacab97-b1f1-4e83-a051-acee29d69832_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Pekerja mengecek pengeboran sumur minyak RDG-059 PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field di Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019). Sumur tersebut merupakan sumur ke-59 di kawasan Randegan dengan produksi bisa mencapai sekitar 300 barel setara minyak dalam sehari.

Pelaku industri hulu minyak dan gas bumi (migas) menghadapi dilema di tengah transisi energi yang bergulung makin deras belakangan ini. Di satu sisi, ada tuntutan mendongkrak produksi di tengah permintaan yang terus naik. Namun, di sisi lain, situasi di hilir dibayangi ketidakpastian terkait pergeseran konsumen ke energi baru terbarukan serta komitmen global menggapai target emisi nol.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mendukung kebijakan rendah karbon. Pemerintah bahkan berkomitmen mencapai emisi nol (net zero emission) tahun 2060 atau lebih cepat. Caranya, antara lain, dengan mendorong pengembangan dan pemakaian energi baru terbarukan. Targetnya, porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional bisa mencapai 23 persen pada tahun 2025.

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan