logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBisnis Sarang Walet NTB...
Iklan

Bisnis Sarang Walet NTB Dimasukkan Program Inkubator

Bisnis sarang burung walet Nusa Tenggara Barat diminta segera dimasukkan program inkubator Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Potensi sarang walet menjadi salah satu andalan NTB.

Oleh
Stefanus Osa Triyatna
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/B6bZ-wSrKKBL32YPW7iLrM4eAkU=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FWhatsApp-Image-2021-11-21-at-16.10.55_1637487881.jpeg
ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki (keempat dari kanan) didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah (ketiga dari kanan) memperhatikan proses pembersihan sarang walet di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (20/11/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Bisnis sarang burung walet Nusa Tenggara Barat diminta segera dimasukkan program inkubator Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) agar mampu meningkatkan produksi peternak. Selain kapasitas produksi peternak, kemampuan koperasi juga perlu ditingkatkan supaya bisa menjadi offtaker produk ternak dan instalasi pengolahannya.

Saat ini, kemampuan peternak sarang walet NTB memang rata-rata masih berkisar 100 kilogram per bulan. Dari produksi tersebut, harga pembelian sarang walet dari anggota mencapai Rp 10 juta per kilogram. Harga jual sarang walet yang sudah dibersihkan dan dikemas mencapai sekitar Rp 20 juta per kilogram. Sementara upah membersihkan sarang walet mencapai Rp 2 juta per kilogram. Dalam proses membersihkan, setiap orang mampu mencuci sebanyak 1 ons per hari.

Editor:
Nur Hidayati
Bagikan