ritel
Pasar Semakin Personal
Konsumen ritel semakin menuntut kepuasan dan pengalaman belanja yang lebih personal. Transformasi ritel ke ekosistem digital dinilai dapat dikelola untuk memenuhi harapan pasar tersebut.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2Fcdce662a-0323-4549-99ae-f41e6a125005_jpg.jpg)
Suasana di pusat perbelanjaan di kawasan kota mandiri BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (7/11/2021). Penurunan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 1 membuat pusat perbelanjaan boleh dikunjungi dengan kapasitas hingga 100 persen.
JAKARTA, KOMPAS โ Digitalisasi telah membawa layanan semakin personal. Peritel dituntut mampu memanfaatkan teknologi digital untuk memahami kebutuhan pasar secara spesifik dan menciptakan kustomisasi massal, yakni menawarkan produk dan jasa sesuai dengan keinginan individu dalam skala besar.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey berpendapat, tren globalisasi dan digitalisasi mengemuka dalam 10 tahun terakhir. Meskipun demikian, layanan daring tidak serta-merta menghilangkan kemauan masyarakat untuk datang berbelanja ke toko.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Pasar Semakin Personal".
Baca Epaper Kompas