Analisis Ekonomi
Desa-desa yang Menggeliat
Kembalinya penduduk usia produktif ke desa memberi peluang tersedianya sumber daya manusia potensial. Kombinasi lahan produktif, dukungan dana desa, dan SDM yang mumpuni akan berpeluang membawa kesejahteraan di desa.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F8255846f-d05a-41ae-8e6e-06863f2c9a61_jpg.jpg)
Petani memanen sawit di Desa Anggah Jaya, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa (12/10/2021). Limbah cangkang sawit tersebut digunakan untuk campuran bahan bakar batubara di PLTU Sintang.
Berkunjung ke desa di Pulau Jawa pada 1980-1990-an memberikan gambaran kepada saya tentang dominasi penduduk usia tidak produktif. Sebagian besar penduduk laki-laki dan perempuan usia produktif merantau ke kota, yang tinggal di desa adalah anak-anak yang dititipkan kepada kakek-nenek mereka.
Urbanisasi adalah satu kata kunci pada waktu itu. Kalaupun ada penduduk desa berusia produktif, jumlah mereka tidak banyak. Sawah dan ladang diolah sekadarnya karena keterbatasan sumber daya manusia (dan modal). Kehidupan mereka banyak bergantung pada kiriman uang dari anggota keluarga yang merantau.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Desa-desa yang Menggeliat".
Baca Epaper Kompas