logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPasokan Energi Bersih Perlu...
Iklan

Pasokan Energi Bersih Perlu Keseimbangan

Kekayaan energi terbarukan di Indonesia, baik hidro, bayu, surya, maupun panas bumi, harus terus dioptimalkan. Namun, pemanfaatannya mesti terukur dan seimbang.

Oleh
ISMAIL ZAKARIA/RENY SRI AYU/KORNELIS KEWA AMA/ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EM447_ZejpO23Qrlu4SiIRNVt0w=/1024x728/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F09B1F4BF-397E-43F1-9E63-1FFF58942DE8_1634804483.jpeg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Turbin PLTB Tolo di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengapit matahari yang akan tenggelam, Rabu (13/10/2021). Pembangkit ini dibangun hampir bersamaan dengan PLTB Sidrap. Keberadaan PLTB Jeneponto menambah persentase bauran energi baru dan terbarukan dalam sistem kelistrikan Sulbagsel.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengembangan energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan memerlukan keseimbangan dalam aspek pasokan dan permintaan, keekonomian, serta tak mengabaikan pengembangan minyak dan gas bumi. Masalah perizinan yang berbelit, insentif fiskal, dan  intermitensi membutuhkan solusi yang tepat.

Dalam dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, pemerintah memberikan porsi lebih besar pada sumber energi terbarukan. Dengan tambahan kapasitas pembangkit listrik 40.600 megawatt (MW) sampai 2030, porsi energi terbarukan sebanyak 51,6 persen dari jenis hidro, bayu, surya, panas bumi, dan biomassa. Sisanya berasal dari sumber energi fosil, seperti batubara, minyak, dan gas bumi.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan