PLTU ”Co-firing” Terkendala Bahan Baku
PLTU co-firing bisa mengurangi pemakaian batubara lewat pemanfaatan biomassa dari pelet kayu, sekam padi, dan cangkang kelapa sawit. Namun, dibutuhkan jaminan keberlanjutan pasokan biomassa tersebut.
JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menginisiasi metode co-firing di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap untuk mengurangi pemakaian batubara sejak 2020. Metode ini mencampurkan biomassa bersama batubara dengan kadar 5-10 persen untuk biomassa yang digunakan. Namun, ada masalah keberlanjutan pasokan biomassa di lapangan.
Ada 52 PLTU co-firing dengan total kapasitas terpasang 2.000 megawatt (MW). Biomassa yang digunakan bermacam-macam, mulai dari sekam padi, pelet kayu, hingga cangkang kelapa sawit. Pasokan biomassa dipenuhi dari masyarakat sekitar ataupun pengusaha lokal.