logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บPelaku Industri Antisipasi...
Iklan

Pelaku Industri Antisipasi Dampak Krisis Energi

Ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku dari China terhitung tinggi. Krisis energi di China berpotensi mengganggu pasokan bahan baku bagi industri hilir, tetapi memberi peluang bagi industri hulu dan antara.

Oleh
Agnes Theodora
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sL1iYwgGSLwBE1SLKtDlfOc-gDo=/1024x680/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20180510AIK01.jpg
KOMPAS/AHMAD ARIF

Asap industri dan PLTU batubara terlihat mengepul dari pinggiran kota Sanming, Provinsi Fujian, China,  Rabu (18/4/2018). Kemajuan industri dan ekonomi China banyak ditopang oleh penggunaan energi batubara. Namun, seiring dengan dampak buruk pencemaran, mereka mulai menggantinya dengan energi bersih, seperti solar panel.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Krisis energi di China, India, dan Eropa diperkirakan berdampak terhadap industri dalam negeri. Krisis ini dikhawatirkan menghambat produksi akibat kelangkaan bahan baku impor, tetapi sekaligus membawa peluang untuk mengembangkan industri hulu dan antara lokal. Pelaku industri dari hulu ke hilir pun bersiap mengantisipasi dampak krisis tersebut.

Saat ini, China, India, dan Eropa tengah mengalami krisis energi akibat imbas kebijakan pengurangan penggunaan energi fosil. Di China, kondisi itu diperparah dengan embargo suplai impor batubara dari Australia. Pabrik-pabrik terpaksa mengurangi produksi, bahkan menutup operasionalnya lantaran terjadi pemadaman listrik bergilir.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan