FotografiFoto CeritaKisah Dadang, Nelayan di Ujung...
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Kisah Dadang, Nelayan di Ujung Banjir Kanal Timur

Kisah Dadang, nelayan Sungai Buntu, Karawang, yang bersandar di ujung Banjir Kanal Timur, Marunda, Jakarta Utara. Ia memperbaiki rangka atap perahu motornya dan jaring yang rusak diserempet kapal tanker di Teluk Jakarta.

Oleh
AGUS SUSANTO
· 1 menit baca

Dadang (45) dibantu anak buahnya memperbaiki rangka atap perahu motor Robana 02 yang patah di Marunda, Jakarta Utara, awal September 2021. Dadang bersama tiga anak buahnya adalah nelayan dari Sungai Buntu, Karawang, Jawa Barat, yang biasa melaut di Teluk Jakarta. Ia biasa melaut sejauh 10 hingga 12 mil  laut (18,52-22) kilometer. ”Semalam, perahu motor berdaya 26 tenaga kuda ini diserempet kapal tanker di 1 mil (1,85 km) dari Marunda Kepu, Jakarta Utara, hingga rangka atap patah dan jaring robek sepanjang 200 meter,” katanya membuka obrolan pada sore itu.

Sehari melaut, jika sedang bernasib baik, kapal Dadang bisa mendapatkan 3 ton ikan tembang. Meski demikian, tak jarang dia hanya mendapat 1 kuintal ikan.  Harga ikan tembang di tingkat pengepul  Rp 1.500 per kilogram. Ikan tembang digunakan sebagai bahan pembuatan ikan asin ikan kalengan. Perhitungan kasarnya, jika mereka mendapat 1 ton ikan, satu nelayan bisa mendapatkan Rp 100.000. Nelayan ini menjalankan sistem bagi hasil dengan pemilik perahu motor. Setelah dipotong uang bahan bakar solar, mereka baru bisa membagi hasil bersih.

https://cdn-assetd.kompas.id/n7YOn92oEBSvMec7OgI9Yw7f_Uc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F313442e0-3ab5-4881-9420-196e69c18298_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Memperbaiki Atap Perahu yang Rusak

Memuat data...
Memuat data...