logo Kompas.id
EkonomiKetergantungan Perdagangan...
Iklan

Ketergantungan Perdagangan Indonesia pada Mata Uang Dollar AS Berkurang

Penggunaan mata uang lokal atau (local current settlement/LCS) untuk perdagangan dan investasi dengan empat negara mitra dagang utama Indonesia berhasil mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dollar AS.

Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bnL286ZbdR0WbZSu-WhLCLxZ7CI=/1024x603/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F9346c904-ac7a-400e-b902-cd1762da6c15_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Petugas menunjukkan uang dollar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (19/8/2021).

JAKARTA, KOMPAS — Penerapan penggunaan mata uang lokal atau local current settlement/LCS untuk perdagangan dan investasi dengan empat negara mitra dagang utama Indonesia, yakni China, Jepang, Malaysia, dan Thailand, berhasil mengurangi ketergantungan Indonesia akan mata uang dollar AS. Hal ini mendorong kestabilan nilai tukar rupiah.

”Sebelumnya transaksi perdagangan ekspor dan impor dari dan menuju Indonesia serta investasi menggunakan mata uang dollar AS. Hal ini membuat permintaan dan penawaran dollar AS itu sangat tinggi sehingga sangat rentan akan fluktuasi nilainya terhadap rupiah. LCS ini mengurangi hal itu,” ujar Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Rahmatullah Sjamsudin dalam webinar Taklimat Media BI dengan topik ”Local Current Settlement (LCS) dan Cadangan Devisa”, Rabu (8/9/2021).

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan