logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPembukaan Kembali Pariwisata...
Iklan

Pembukaan Kembali Pariwisata Perlu Pertimbangkan Aspek Epidemiologi

Indikator epidemiologi dinilai perlu diikutsertakan dalam rencana pemerintah memulihkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Indikator ini merepresentasikan kebenaran kondisi penanganan pandemi di destinasi wisata.

Oleh
Mediana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/L0ut7_h762gI4LK0U_fPgUOFd4s=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F20210821ags176_1629267296.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Tenaga kesehatan dan pasien Covid-19 mengikuti upacara perayaan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/8/2021). Sebanyak 1.503 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dirawat di Menara 4 hingga 7. Tingkat keterisian saat ini hanya 19 persen dari total 7.894 tempat tidur yang tersedia.

JAKARTA, KOMPAS β€” Indikator epidemiologi perlu dimasukkan dalam kebijakan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dari pandemi Covid-19. Adanya indikator epidemiologi merepresentasikan kebenaran kondisi penanganan pandemi di destinasi pariwisata.

Epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, menjelaskan, indikator epidemiologi meliputi tingkat kasus positif Covid-19 di destinasi pariwisata, kasus harian pergerakan tujuh hari, hunian pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif, angka kematian, dan cakupan vaksinasi lengkap. Dari kelima indikator itu, Dicky amat menekankan pentingnya tingkat kasus positif Covid-19 karena berkorelasi dengan aktivitas masyarakat.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan