logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บSaat Berteman dengan...
Iklan

Saat Berteman dengan Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan sangat mungkin akan membuat ada yang tertinggal, terabaikan, dan merusak hubungan manusia. Oleh karena itu, di beberapa perusahaan yang menggunakan kecerdasan buatan mulai dihadirkan ahli etika.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rZc1aDSsoZgR7t2t5L3yuXQ4djs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F3788d6a9-de56-4556-afa7-e2bc5ea9d6e3_jpg.jpg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Sophia, robot yang didukung dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang diaktifkan pada 2016 dan diciptakan oleh perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong, saat melakukan wawancara khusus dengan media pada CSIS Global Dialogue 2019 di Jakarta, Senin (16/9/2019). Sophia diperkenalkan sebagai wujud masa depan teknologi AI, yaitu saat manusia dan robot dapat kerja sama di berbagai bidang.

Dulu para pengusaha ritel harus menunggu seminggu untuk mendapatkan data transaksi sebuah produk. Kini mereka bisa memantau pergerakan harga secara langsung. Mereka juga bisa menurunkan harga secara otomatis ketika pesaing memberikan diskon. Makin hari kita makin hidup berdampingan dan berkolaborasi dengan teknologi kecerdasan buatan.

Seusai menerbitkan tulisan di laman internet, saya bisa langsung memantau โ€kinerjaโ€ tulisan saya. Dari jumlah pembaca, waktu baca mereka, dan tulisan-tulisan lain yang diminati. Saya bisa mengevaluasi tulisan saya. Saya juga bisa mengetahui waktu orang membaca tulisan saya. Mesin-mesin kecerdasan buatan sudah berdekatan dan bersama dengan kita yang kadang tanpa kita sadari. Fenomena seperti ini sudah diteliti oleh kalangan sosiolog. Saat di mana kehidupan manusia berdampingan dengan kecerdasan buatan disebut kehidupan pascamanusia (posthuman).

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan