logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บKonversi ke Sepeda Motor...
Iklan

Konversi ke Sepeda Motor Listrik Belum Sentuh Nilai Keekonomian

Keputusan membeli atau mengonversi sepeda motor umumnya masih didorong oleh faktor ekonomi, bukan faktor lingkungan. Sayangnya, biaya konversi ke sepeda motor listrik belum ekonomis.

Oleh
M Paschalia Judith J
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/toZdPPJ8WOjzKVXIgj40GqJYjXI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Fffaca070-a500-488c-9f82-b11f9b29816a_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencoba motor listrik E-Mostra dalam Sosialisasi Kendaraan Listrik di Stasiun Bekasi Timur, Jawa Barat, Minggu (18/4/2021). Mobil listrik Tesla, Hyundai IONIQ dan DFSK Gelora E dipamerkan dalam pameran tersebut. Ada juga sepeda motor listrik merek United, Selis, Gesits, Viar, Elbike dan E-Mostra. Sebanyak 20 stasiun pengisian kendaraan listrik umum akan dibangun di sejumlah stasiun kereta api untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik secara massal.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Demi mencapai target 13 juta sepeda motor listrik pada 2030, pemerintah mendorong konversi sepeda motor konvensional berbasis bahan bakar minyak ke sepeda motor listrik. Langkah ini perlu disertai dengan penekanan harga konversi sehingga dapat nilai keekonomiannya tercapai.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, sepeda motor listrik, baik konversi maupun pembelian baru, mesti mengikuti selera dan konsumen masyarakat. โ€Keputusan membeli atau mengonversi sepeda motor umumnya masih didorong oleh faktor ekonomi, bukan faktor lingkungan. Sayangnya, konversi ke sepeda motor listrik belum ekonomis,โ€ ujarnya saat dihubungi, Minggu (22/8/2021).

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan