logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บDigitalisasi Usaha Mikro di...
Iklan

Digitalisasi Usaha Mikro di Desa Tak Semudah Membalik Tangan

Problem permodalan, pemasaran, produksi, dan logistik masih dihadapi pelaku usaha mikro kecil di perdesaan. Digitalisasi saja dinilai tidak cukup tanpa pendampingan dan peningkatan infrastruktur pendukung di perdesaan.

Oleh
Stefanus Osa Triyatna
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/k9uLLserdmwAu_Tc8C5tZhfgVNo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F1608b2e2-b129-45b4-8b79-70b53cbcc8bb_jpg.jpg
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Perajin membuat sulam airguci atau arguci dalam kegiatan pelatihan wirausaha baru di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (14/7/2021). Selama pandemi Covid-19, permintaan pasar produk kerajinan sulam airguci merosot cukup tajam. Meskipun demikian, perajin tetap berproduksi untuk memenuhi permintaan yang datang sewaktu-waktu.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Target pemerintah untuk mendorong daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah dengan digitalisasi, khususnya bagi pelaku usaha di perdesaan, dinilai tidak semudah membalik telapak tangan. Empat problem pokok masih mereka hadapi, yakni permodalan, pemasaran, produksi, dan logistik.

Sejumlah kendala itu dinilai mudah bagi pelaku usaha di perkotaan, tetapi tidak demikian dengan mereka yang tinggal di desa. Sebab, ketersediaan infrastruktur, kecakapan memanfaatkan telepon pintar, keterbatasan pengetahuan meningkatkan produksi, dan memperluas jaringan pemasaran masih menjadi kendala.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan