logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€Ί44 Tahun Pasar Modal, Masih...
Iklan

44 Tahun Pasar Modal, Masih Perlu Pacu Literasi Investor

Salah satu pencapaian pasar modal Indonesia ialah jumlah investor yang tumbuh empat kali lipat sejak 2017 menjadi 5,89 juta investor pada Jumat (6/8/2021). Namun, penguatan investor tetap perlu, terutama soal literasi.

Oleh
Joice Tauris Santi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AYMupt7yp9khGaCrbVPRdTkPuwg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F6a969f64-89b2-4c3f-8fa6-8a330eb93af1_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Suasana aula Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (9/8/2021).

Pasar modal Indonesia sejatinya sudah ada sejak 1912 di Batavia. Tentu pendirian pasar modal ini untuk memenuhi kepentingan pemerintah kolonial ketika itu. Berbagai kejadian, seperti Perang Dunia Pertama dan Kedua, membuat kegiatan perekonomian termasuk pasar modal terhenti.

Pemerintah Indonesia baru mengaktifkan kembali bursa efek pada  1977 dengan PT Semen Cibinong Tbk sebagai emiten pertamanya. Tahun ini, 44 tahun setelah diaktifkan kembali, banyak pencapaian yang sudah diperoleh di pasar modal. Bahkan, pada tahun-tahun pandemi yang sulit, pencapaian positif masih terus terjadi.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan