logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊNasib Nelayan Butuh Perhatian ...
Iklan

Nasib Nelayan Butuh Perhatian Pemerintah

Usaha perikanan nelayan terdampak hambatan pemasaran. Rendahnya penyerapan perikanan akibat PPKM darurat, sementara bantuan sosial belum diterima oleh sebagian nelayan.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uRjeux6KuM7UBvJ_RcrhntnPLgo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F2d2c3e5a-f5f7-4e42-9886-e2e8aee639f7_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Petambak menggotong keranjang berisi udang vaname hasil budi daya dengan teknologi semiintensif skala rumah tangga di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/9/2020). Acara yang didukung Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, PT Djarum, dan PT 3M itu menjadi percontohan dalam memanfaatkan sawah dan tambak yang tak produktif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

JAKARTA, KOMPAS β€” Selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat, nasih nelayan kian terpukul. PPKM membuat mereka sulit mendapat bahan bakar minyak bersubsidi untuk melaut dan harga jual tangkapan ikan yang merosot. Sementara sebagian dari mereka belum mendapat bantuan sosial dari pemerintah.

Sekretaris Jenderal Serikat Nelayan Indonesia Budi Laksana menuturkan, harga beberapa komoditas ikan hasil tangkapan nelayan anjlok sampai 70 persen, seperti ikan tenggiri dan barakuda. Penurunan harga jual tangkapan disebabkan rendahnya serapan oleh pengepul dan pedagang karena terjadi penurunan aktivitas pasar ikan selama PPKM darurat.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan