logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊAdaptasi Tanpa Henti
Iklan

Adaptasi Tanpa Henti

Pandemi yang belum selesai ternyata mengharuskan kita kembali melakukan adaptasi bukan hanya sekali. Mereka yang tidak mengeluhkan keadaan langsung berubah ketika halangan berada di depan mata.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8DfIe2jjXBATzKvGL02yTtFC_Xk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F7ac433bc-db77-4f1e-ad5b-7eaeb21f8e5f_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Veronika (kanan) bersama suaminya, Yohanes Susilo Broto, mengemas hamper @dapurpakbroto berisi kopi susu gula aren dan aneka kuliner hasil karya mereka berdua sebelum dikirim ke pemesan dari kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (12/5/2021). Hari-hari besar seperti Lebaran menjadi berkah bagi usaha rintisan rumah tangga, seperti pasangan Susilo dan Vera ini, yang memasarkan produknya melalui media sosial.

Pada awal pandemi, seorang pedagang sayur di kawasan Tangerang Selatan, Banten, melakukan adaptasi. Ia mengenakan masker dan memberikan layanan pengantaran kepada para pembelinya. Kini ketika kembali dilakukan pengetatan karena risiko virus penyebab Covid-19 lebih tinggi, ia kembali beradaptasi. Pemesanan bisa dilakukan melalui Whatsapp, layanan pengantaran tetap dilakukan, dan pembayaran via transfer bank.

Adaptasi sepertinya tidak boleh berhenti. Semua harus melakukannya. Sebuah kantin di Depok, Jawa Barat, yang begitu saja ditinggal para pembelinya semula hanya melakukan pemesanan melalui aplikasi Whatsapp. Kini ketika dilakukan pengetatan, ia menyediakan paket makanan untuk isolasi mandiri dengan pengantaran. Sebuah restoran di Tangerang yang terpaksa tidak bisa menerima tamu juga melakukan hal yang sama.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan