Pengembangan Pusat Manufaktur Mikroelektronika Sebagai Alternatif Solusi
Meski mengimpor mayoritas barang jadi komputer dan elektronika, Indonesia perlu mempunyai solusi jangka menengah panjang untuk atasi dampak kekurangan pasokan cip. Membangun pusat manufaktur mikroelektronika, misalnya
JAKARTA, KOMPAS - Fenomena kekurangan pasokan cip global berdampak kepada produksi barang komputer dan elektronika. Situasi ini diperkirakan bisa berlangsung sampai dua tahun mendatang. Sebagai negara yang memiliki kecenderungan lebih besar mengimpor barang jadi, fenomena itu berpotensi menyebabkan kenaikan harga jual, sekaligus kelangkaan produk di tingkat konsumen akhir.
Terkait hal itu, Indonesia diharapkan tetap punya strategi mengundang investasi rantai nilai industri barang komputer dan elektronika masuk ke dalam negeri. Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Irman Idris menyampaikan hal tersebut saat dihubungi, Senin (21/6/2021), di Jakarta. Ia merespons positif gagasan pemerintah tentang perlunya pusat manufaktur atau engineering center di bidang semikonduktor (mikroelektronika) yang diungkapkan awal Juni lalu. Menurutnya, hal itu menjadi opsi solusi jangka menengah.