logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊIndonesia Mesti Benahi...
Iklan

Indonesia Mesti Benahi Struktur Harga Daging Ayam

Peternakan di luar negeri rata-rata mengelola minimal sekitar 1 juta ekor ayam. Peternak rakyat mengelola ayam jauh di bawah jumlah tersebut sehingga ada pihak pengepul yang cenderung mengendalikan harga.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XqGHza45W0lsq9xz_FLfM_ksJI8=/1024x639/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F0639e31c-9bca-4075-9eb4-b0670c224a41_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Daging ayam dijual di salah satu kios daging di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada bulan Mei 2021 sebesar 0,32 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada April 2021 yang mencapai 0,13 persen. Kenaikan harga bahan pangan selama Ramadhan turut memengaruhi laju inflasi. Sejumlah komoditas pangan yang menyumbang inflasi, antara lain, adalah daging ayam, daging sapi, dan minyak goreng.

JAKARTA, KOMPAS β€” Setelah Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO menyatakan perubahan regulasi Indonesia belum sesuai dengan tuntutan Brasil pada November 2020, kedua negara tengah dalam proses banding. Indonesia harus mengantisipasinya lewat pembenahan struktur harga daging ayam dari tingkat peternak hingga ke konsumen dalam satu tahun ke depan.

Rangkuman kasus DS484 tentang tuntutan Brasil pada Indonesia mengenai importasi produk dan daging ayam yang diterbitkan di laman resmi WTO menunjukkan, Indonesia memberitahukan keputusan mengajukan banding ke Badan Banding (Appellate Body) kepada Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body/DSB) pada 17 Desember 2020. Lima hari kemudian, Brasil memberitahukan keputusan untuk banding pada DSB.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan