logo Kompas.id
EkonomiInvestor ”Angkatan Korona”
Iklan

Investor ”Angkatan Korona”

Sejak pandemi, pasar modal kedatangan banyak investor pemula. Bekerja dan mendapatkan uang dari rumah membuat mereka tertarik mencoba peruntungan di pasar modal. Sayangnya, mereka tidak dibekali pemahaman yang cukup.

Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uEHbyTWCfq3l6D9B43KYuTMWnHs=/1024x710/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F84d2f1d4-139a-4061-bfab-e0a35123aaa6_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Investor mengamati pergerakan indeks jelang penutupan perdagangan Bursa Efek Indonnesia tahun 2020 di Jakarta, Rabu (30/12/2020).

Seiring mulai pulihnya perekonomian seusai  terpuruk dihantam pandemi Covid-19, muncul beragam cerita tentang warga yang coba-coba bermain saham, lalu duitnya amblas akibat harga saham anjlok dan yang bersangkutan melakukan cut loss. Curhatan yang mereka lemparkan ke media sosial umumnya  viral karena banyak netizen yang merasa prihatin.

Ada yang rugi ratusan juta rupiah. Padahal, uang yang digunakan untuk bermain saham adalah  hasil berutang dari 10 aplikasi pinjaman online (daring). Selain itu juga ada curhatan seorang ibu yang berpotensi merugi gara-gara bermain saham. Padahal, uang yang dipakai merupakan uang arisan dan uang titipan ibu-ibu PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga). Uangnya ”tersangkut” karena harga saham malah turun, tetapi tidak dijual meskipun sudah merugi hingga 25 persen.

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan