logo Kompas.id
›
Ekonomi›Indeks Manufaktur Indonesia...
Iklan

Indeks Manufaktur Indonesia Ekspansif, Ditopang Permintaan yang Tumbuh

Meningkatnya permintaan produk manufaktur turut meningkatkan aktivitas industri padat karya. Namun, kendala rantai pasokan bahan baku masih membayangi prospek pemulihan industri.

Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/eFxIuzElNjg18vgfWMLai15qIbM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F09d454b3-cc4c-4ffd-a679-627f3f39f448_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Aktivitas alat berat dalam proyek konstruksi pendirian pabrik otomotif di kawasan industri GICC, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (13/8/2020). Pemerintah tengah gencar berburu investor, khususnya ke bidang berbasis padat karya, untuk menekan dampak resesi.

JAKARTA, KOMPAS —  Indeks manajer pembelian atau purchasing managers index manufaktur Indonesia mengalami ekspansi dalam tujuh bulan berturut-turut. Ekspansi ini menggambarkan kenaikan permintaan terhadap produk industri padat karya.

Purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat 55,3 pada Mei 2021. Angka tersebut meningkat dari rekor sebelumnya, yakni 54,6 pada April 2021, dan merupakan rekor survei tertinggi dalam tiga bulan berturut-turut. Sayangnya, sektor padat karya masih terkontraksi karena permintaan domestik yang masih lesu dan kesulitan bersaing dengan negara lain di pasar ekspor.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan