logo Kompas.id
›
Ekonomi›Penerapan Standar "CHSE"...
Iklan

Penerapan Standar "CHSE" Naikkan Daya Saing Pariwisata Indonesia

Sertifikasi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) dalam industri pariwisata Indonesia harus terus didorong untuk menaikkan daya tarik kunjungan wisatawan.

Oleh
MEDIANA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UfxA728sZ1JlAkVekpdgath7FBQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fkompas_tark_091odasf_1620998204.jpeg
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Persiapan tari perang (faluaya), yakni tari adat khas Nias, di Desa Adat Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sabtu (28/3), menjadi atraksi wisata di Pulau Nias. Secara kompetensi, Indonesia siap merebut peluang pariwisata di tengah krisis regional dan global.

JAKARTA, KOMPAS - Penerapan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan hingga diikuti sertifikasi ke pelaku ataupun obyek usaha pariwisata penting untuk menambah daya saing pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, penerapannya harus selalu didorong bukan semata-mata menyongsong koridor perjalanan antarnegara di tengah pandemi Covid-19 atau travel bubble.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy saat dihubungi Rabu (19/5/2021), di Jakarta, menyampaikan pandangan tersebut. Pada tahun 2020, proses sertifikasi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) ditargetkan pemerintah menyasar sekitar 6.000-an pelaku ataupun obyek usaha pariwisata. Akan tetapi, realisasinya hanya mencapai 5.000.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan