logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บBandeng Kawak Sidoarjo dan...
Iklan

Bandeng Kawak Sidoarjo dan Gresik yang Tak Kawakan

Bertambak bandeng bisa jadi usaha kawak (lawas) yang berkembang sejak zaman Majapahit. Namun, eksistensinya tak pernah kawakan (usang) sebagai pendenyut nadi ekonomi ataupun penjaga kearifan budaya kesetiakawanan sosial.

Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RpArsaND62acw15BW3Yc_KTJTBc=/1024x624/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Ff0beadcf-12de-4297-8610-53ed598b3d79_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Warga memperlihatkan bandeng yang baru dipanen di Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Sidorajo, Jawa Timur, Selasa (20/4/2021). Kecamatan Sedati merupakan sentra tambak ikan bandeng di Sidoarjo. Selain untuk memenuhi konsumen di luar Sidoarjo, hasil panenan juga untuk menyuplai kebutuhan ikan bakar untuk warung-warung makan di kawasan tersebut.

Bertambak bandeng bisa jadi usaha kawak atau lawas yang berkembang sejak zaman Majapahit atau bahkan sebelumnya. Namun, eksistensi usaha rakyat ini tak pernah kawakan (usang) sebagai pendenyut nadi ekonomi ataupun penjaga kearifan budaya kesetiakawanan sosial, terutama di Gresik dan Sidoarjo.

Setelah absen akibat pandemi Covid-19 tahun lalu, Pasar Raya Bandeng dan Lelang Bandeng Kawak di Kabupaten Gresik hadir kembali pada Ramadhan 2021. Namun, karena pandemi belum sepenuhnya teratasi, kegiatan yang telah berlangsung sejak zaman Sunan Giri ini digelar dengan beragam strategi agar tak memicu kluster baru penularan Covid-19.

Editor:
agnespandia
Bagikan