logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTarget Penyerapan Beras Tanpa ...
Iklan

Target Penyerapan Beras Tanpa Jaminan Penyaluran

Janji pemerintah menyerap gabah/beras petani melalui Perum Bulog berpotensi sia-sia tanpa adanya jaminan dan kepastian penyaluran. Target pengadaan sebesar 1,45 juta ton beras tahun ini diprediksi tidak tercapai.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-QLYA5rH0aMkiXZC7SMM88ySqsw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F54ac8a34-50d8-42cf-a60e-b322f7662c6a_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Aktivitas buruh angkut di gudang Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (19/3/2021). Perum Bulog menyatakan komitmennya untuk menyerap beras produksi petani dalam negeri meski telah mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengimpor 1 juta ton beras pada tahun ini.

JAKARTA, KOMPAS β€” Prediksi pengadaan beras oleh Perum Bulog dari produksi dalam negeri sepanjang Januari-Mei 2021 berpotensi berada di bawah target pemerintah. Sebab, meski pemerintah menjanjikan penyerapan gabah atau beras guna menyelamatkan harga di tingkat petani, Bulog ragu-ragu mengoptimalkan penyerapan karena tidak memiliki jaminan penyalurannya.

Perubahan mekanisme penyaluran bantuan pangan pemerintah, yakni dari natura melaui program beras sejahtera (rastra) menjadi transfer langsung melalui bantuan pangan nontunai ke keluarga penerima, telah memangkas saluran beras. Dampaknya, realisasi penyerapan gabah/beras oleh Bulog cenderung turun seiring berkurangnya cakupan penyaluran beras, yakni dari 2,961 juta ton setara beras (tahun 2016) menjadi 2,051 juta ton (2017), lalu 1,488 juta ton (2018), kemudian 1,201 juta ton (2019), dan 1,25 juta ton (2020).

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan