Di kaki Gunung Slamet dan di tengah hamparan kebun teh di kawasan Kaligua, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, sebuah pabrik tua menjadi saksi perjalanan sejarah industri teh di Indonesia. Pabrik ini adalah pabrik yang dibangun untuk meneruskan produksi teh yang telah dimulai di kawasan Kaligua sejak awal abad ke-20. Pada masa kolonial, teh menjadi komoditas perdagangan Belanda. Mereka membuat sejumlah kebun teh di beberapa tempat di Indonesia dan menjual hasilnya untuk memenuhi kebutuhan teh dunia.
Kebun Teh Kaligua didirikan oleh NV Cultuur Onderneming. Untuk operasionalisasinya, perusahaan yang berkedudukan di Belanda itu menunjuk Van John Pletnu & Co selaku perusahaan di Batavia. Salah seorang pengelola kebun teh Kaligua yang terkenal adalah Van de Jong. Pada masanya pula, ada cerita perjalanan memanggul ketel uap dari jalan utama menuju ke pabrik teh sejauh kurang lebih 20 kilometer. Kisah perjalanan ini menjadi epik karena adanya cerita penari ronggeng yang menghibur para pemanggul ketel uap. Prosesi memanggul ketel uap ini kini dilestarikan dengan festival budaya Kaligua yang puncak kegiatannya adalah napak tilas perjalanan ketel uap menuju pabrik teh Kaligua.
Pengelola perkebunan teh Kaligua sejak 1996 dipegang PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX. Pabrik teh Kaligua yang dibangun pada tahun 1889 ini direnovasi pada tahun 1970 dan hingga kini memroduksi teh untuk kebutuhan lokal serta dijual ke berbagai daerah sebagai bahan baku untuk campuran di perusahaan-perusahaan teh.