logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊMenguji Argumen Impor Beras
Iklan

Menguji Argumen Impor Beras

Ada sejumlah indikator yang selama ini jadi pertimbangan atas keputusan mengimpor beras, antara lain, terkait situasi produksi, harga, dan stok beras pemerintah. Apakah sejumlah indikator itu terpenuhi?

Oleh
Mukhamad Kurniawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qzn1hd5CqHH7UB2iWtAdsAA0eW0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F1a0d95cc-0e29-485b-a557-c463c1868771_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Petani berharap pemerintah tidak mengimpor beras dan memprioritaskan penyerapan beras petani di Desa Brobot, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (23/3/2021).

Sudah hampir sebulan wacana impor beras bergulir di ruang publik. Namun, belum ada tanda polemik mereda. Penolakan berlanjut. Selain petani, kelompok tani, asosiasi petani, belakangan giliran kepala daerah, organisasi kemasyarakatan, dan akademisi memprotes rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras tahun ini.

Pemerintah berargumen impor diperlukan untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Sebab, stok yang tidak sampai 1 juta ton saat ini terlalu kecil sehingga dikhawatirkan tidak cukup berdaya saat dibutuhkan untuk mengintervensi pasar.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan