logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊButuh Terobosan Mengatasi...
Iklan

Butuh Terobosan Mengatasi Kematian Mendadak Ribuan Babi di Nusa Tenggara Timur

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur perlu membuat terobosan untuk mengatasi serangan demam babi afrika agar fenomena babi mati mendadak di hampir seluruh kabupaten dan kota bisa dikendalikan.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fHbyXVRdpT1FGKCo8mSniq0atpc=/1024x1336/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F4683684b-be05-4042-9c4b-1b802a1fa450_jpg.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Ternak babi milik warga Lembata, NTT, yang mati terserang african swine fever atau demam babi afrika, dikuburkan menggunakan alat berat. Sampai Kamis (25/3/2021), sudah 30.000 ekor babi mati di Lembata. Kerugian peternak mencapai ratusan juta rupiah, di samping kerugian sosial budaya dan lainnya.

RUTENG, KOMPAS β€” Pemerintah kabupaten di daratan Pulau Flores, Lembata, Pulau Alor, Timor, dan Sumba, Nusa Tenggara Timur, perlu melakukan berbagai terobosan untuk menyelamatkan ternak babi yang sudah hampir satu tahun terserang african swine fever atau demam babi afrika. Kini, rata-rata 30.000 ekor ternak babi mati per kabupaten/kota. Jika belum ada vaksin, perlu petunjuk bagi peternak untuk menyelamatkan ternak kambing dan sapi yang juga mulai mati mendadak.

Anggota DPRD Manggarai, Joakim Jehati, dihubungi di Ruteng, Manggarai, Kamis (25/3/2021), mengatakan, serangan demam babi afrika atau ASF di Manggarai berlangsung sejak Maret 2020 sampai hari ini atau sekitar satu tahun. Dalam kurun waktu itu, sekitar 40.000 ekor ternak di Manggarai mati dari total populasi sekitar 70.000 ekor.

Editor:
agnespandia
Bagikan