logo Kompas.id
EkonomiTeknologi Digital Pacu...
Iklan

Teknologi Digital Pacu Keuangan Syariah di Indonesia

Literasi perbankan syariah di Indonesia yang rendah masih menjadi tantangan utama pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iEILcNEfQgHWULO21aWMAFwdS4s=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fcdcd2db8-6866-4599-8558-b83d286982b5_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Teller Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di Kantor Cabang Hasanudin, Blok M, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bank yang merupakan hasil merger dari PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri tersebut resmi beroperasi pada hari itu. Bank beraset Rp 240 triliun ini diharapkan dapat memberikan efek domino bagi ekonomi syariah dan rantai pasok industri halal dalam negeri.

JAKARTA, KOMPAS — Literasi perbankan syariah di Indonesia masih rendah lantaran kurang populer daripada perbankan konvensional. Dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki populasi Muslim dalam jumlah besar, Indonesia bisa disebut terlambat menerapkan sistem keuangan syariah. Padahal, potensi ekonomi syariah di Indonesia terbilang besar.

Hal itu mengemuka dalam webinar ”Era Baru Pembiayaan Syariah di Indonesia”, Rabu (17/3/2021). Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi dan Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk Iwan S Lukminto hadir sebagai narasumber. Adapun Menteri BUMN Erick Thohir hadir sebagai pembicara kunci dalam webinar.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan