logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊLiterasi Masih Rendah,...
Iklan

Literasi Masih Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Kalah dari Vietnam

Ekosistem yang mumpuni juga diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi digital. Itu sebabnya literasi digital bagi pelaku usaha menjadi penting. Literasi dibutuhkan apabila ingin Indonesia bergerak ke arah ekonomi digital.

Oleh
sekar gandhawangi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/27SSHaYijKS3eFv1MJbLGPhoUzg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20200120_ENGLISH-ANALISIS-EKONOMI_B_web_1579529530.jpg
KOMPAS/PRIYOMBODO

Petugas memperlihatkan aplikasi GrabKios pada acara peluncurannnya di Jakarta, Kamis (7/11/2019). GrabKios merupakan transformasi dari Kudo yang telah diakuisisi Grab pada tahun 2017. GrabKios merupakan upaya memajukan warung melalui pemanfaatakan teknologi seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital sehingga dapat bersaing dengan mini market modern.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pandemi Covid-19 mendorong pelaku usaha berubah dengan mengadopsi teknologi digital.  Sayangnya, literasi digital para pelaku usaha di Indonesia masih tergolong rendah. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pun masih kalah dari Vietnam.

Adopsi teknologi digital yang terjadi selama pandemi Covid-19 perlu diimbangi dengan literasi digital oleh para pelaku usaha, terutama di sektor usaha kecil dan menengah (UMKM). Literasi digital di kalangan pelaku UMKM ini perlu ditingkatkan apabila Indonesia ingin diproyeksikan sebagai kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara.

Editor:
khaerudin
Bagikan