Bukan Ketersediaan, melainkan Keterjangkauan
Tren kenaikan harga di tengah pandemi Covid-19 menguji daya tahan pangan global. Bagi Indonesia, tantangannya kini bukan soal ketersediaan, melainkan keterjangkauan dan ketahanan gizi, khususnya bagi masyarakat miskin.
Indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada 2020 mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Indeks mengukur perubahan bulanan harga internasional sejumlah komoditas pangan. Secara keseluruhan, indeks harga pangan tahun 2020 mencapai 97,9 poin, terutama disumbang oleh kenaikan indeks tujuh bulan berturut-turut hingga mencapai level tertinggi pada Desember 2020, yakni 107,5 poin.
Semua subindeks mencatat kenaikan moderat pada Desember 2020, kecuali gula, dengan subindeks minyak nabati yang mencatat kenaikan paling tinggi, yakni 127,6 poin, dan menandai level tertinggi sejak September 2012. Selain minyak nabati, kenaikan indeks harga juga terjadi pada subindeks produk susu, daging, dan sereal menurut data yang dirilis badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 12 Januari 2021 tersebut.