logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊNadi Konektivitas Bailey
Iklan

Nadi Konektivitas Bailey

Tak hanya kebutuhan pokok dan logistik, terputusnya akses mobilitas masyarakat akibat bencana, juga bisa menghambat pasokan obat-obatan dan vaksin, serta tenaga medis penanganan Covid-19 di daerah-daerah bencana.

Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/D6E6Ke6mCEpYi7dUGHtZWRyiUyk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2FIMG_0344_1548421185.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Personel dari Batalyon Zeni Tempur-8/Sakti Mandra Guna Kodam XIV/Hasanuddin, Jumat (25/1/2019), membangun jembatan bailey untuk menyambungkan Jembatan Lemoa di Dusun Lemoa, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang putus akibat banjir.

Delapan puluh tahun lalu, Donald Coleman Bailey (1901-1985), seorang insinyur sipil yang bekerja di jawatan Departemen Pertahanan Inggris, menghadirkan ide brilian. Bailey membuat purwarupa jembatan rangka baja prafabrikasi yang bersifat portabel yang pada akhirnya dikembangkan oleh satuan teknisi militer Inggris pada 1940-1941 selama Perang Dunia II.

Jembatan yang kemudian disebut sebagai jembatan bailey ini membantu militer Inggris dan sekutunya menginvasi atau merebut kembali daerah-daerah kekuasaan musuh. Jembatan-jembatan penghubung antardaerah yang sengaja dihancurkan atau diputus dipulihkan kembali dengan jembatan bailey.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan