logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEkonomi Perempuan
Iklan

Ekonomi Perempuan

Partisipasi perempuan di pasar keuangan juga cukup tinggi. Dalam penerbitan ORI018, misalnya, Rp 6,73 triliun dari Rp 12,97 triliun dana hasil penjualan ORI018 dibeli investor perempuan.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gNdE-nmMzkhrzU5Q6hSusF_PwSg=/1024x660/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fab6e1923-3560-40fe-8a2b-775699497689_jpg.jpg
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Nurita Iza Rosdiany (54), perajin batik dari Pasuruan, Jawa Timur, menunjukkan salah satu motif karyanya yang dipamerkan pada pameran Karya Kreatif Indonesia seri III-Display Produk UMKM di Malang, Jumat (20/11/2020).

Cita-cita percepatan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi tidak bisa mengesampingkan perempuan. Harus diakui, perempuan memainkan peran strategis dalam pergerakan roda ekonomi mulai dari tataran rumah tangga sampai ke tingkat nasional. Namun, ketimpangan jender yang kronis masih menghambat kontribusi perempuan dalam perekonomian.

Di Indonesia, 53,76 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dimiliki perempuan, di mana 97 persen karyawannya juga perempuan. Selama ini UMKM menjadi penopang ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 61 persen, investasi 60 persen, dan ekspor 14,4 persen.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan