logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊMenyoal Kelangkaan Gula...
Iklan

Menyoal Kelangkaan Gula Rafinasi

Asosiasi produsen dan pengguna melaporkan menipisnya stok bahan baku dan gula rafinasi. Kelangkaan gula rafinasi bisa berimbas ke industri makanan minuman. Namun, pemerintah perlu hati-hati menyelesaikan problem ini.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2iDvYolr7RwmStw69lq66Gx4nYM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F8c17c047-ba81-4587-8758-5a10022bd6e9_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Proses bongkar muat gula mentah asal Filipina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (18/2/2020).

Pekan lalu, asosiasi produsen dan pengguna gula rafinasi melaporkan kegentingan stok, baik gula mentah (raw sugar) maupun hasil olahannya, yang disebut hanya cukup sampai Januari 2021. Izin impor belum terbit, sementara proses impor bakal membutuhkan waktu lebih panjang karena lokasi sumbernya lebih jauh dari Indonesia dari sisi jarak.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), pengguna gula rafinasi, mengkhawatirkan situasi itu sebab gula adalah bahan baku penting di industri makanan minuman. Kelangkaan gula bakal mengganggu produksi.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan