logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBanjir Gas Bumi
Iklan

Banjir Gas Bumi

Infrastruktur jaringan pipa gas bumi harus disiapkan untuk menyongsong target produksi 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030. Sebab, masalah rendahnya serapan gas selama ini terletak pada terbatasnya infrastruktur.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sKwH8yhV0u1LTsRLTu2qz-A2A3E=/1024x684/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2FIMG-20200420-WA0036_1587887957.jpg
SUMBER: PGN

Ilustrasi pengisian bahan bakar gas pada kendaraan di SPBG yang dikelola PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. Mulai Juni 2020, pembelian bahan bakar gas dilakukan secara nontunai.

Gas disebutkan akan menjadi jembatan penting dalam proses transisi energi di Indonesia. Transisi secara bertahap mengurangi peran pemanfaatan energi fosil ke sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan. Transisi bakal tersendat apabila ada masalah dalam hal infrastruktur.

Meski pernah menjadi negara pengekspor terbesar gas alam di dunia, Indonesia sebenarnya tidak kaya-kaya amat cadangan gasnya. Per 1 Januari 2020, status cadangan terbukti gas bumi Indonesia sebesar 42,6 triliun kaki kubik dan apabila digabungkan dengan potensi yang ada akan menjadi 62,4 triliun kaki kubik atau hanya 1,5 persen dari total cadangan dunia. Dengan tingkat konsumsi saat ini, gas bumi tersebut akan habis dalam kurun kurang dari 18 tahun.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan