Perubahan Radikal
Cadangan minyak mentah Indonesia hanya 3 miliaran barel atau 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia. Indonesia harus bersaing dengan negara lain berebut dana investasi yang terbatas akibat pandemi Covid-19.
![https://cdn-assetd.kompas.id/uVgKPExtId4DVX9zhj2BqtI_pi4=/1024x1865/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201207-EKONOMI-BISNIS-9_web_1607344629.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/uVgKPExtId4DVX9zhj2BqtI_pi4=/1024x1865/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201207-EKONOMI-BISNIS-9_web_1607344629.jpg)
Perubahan radikal. Demikian dikatakan salah satu CEO perusahaan minyak dan gas bumi Indonesia dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu. Indonesia perlu perubahan radikal untuk memperbaiki tata kelola hulu minyak dan gas bumi demi menarik investasi.
Kenapa perlu radikal? Sebab, persaingan investasi sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) kian ketat. Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Permintaan minyak dunia merosot dan harganya jatuh, bahkan sempat negatif. Agar tak merugi kian banyak, perusahaan memangkas dana investasi hingga 30 persen.