logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTerjerat di Posisi Marjinal
Iklan

Terjerat di Posisi Marjinal

Tanpa keberpihakan negara, keterpurukan nelayan kecil tak terhindarkan. Mereka sulit lepas untuk keluar dari posisi marjinal dan terus identik dengan profesi yang menjadi pilihan terakhir ketika tidak ada pilihan lain.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xpJ0u8NNIWVSa_Hmf2dYltdoCfU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F97013e7c-3ef5-48a9-87e7-47a3a1086b9d_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Nelayan mengisi harinya saat di darat dengan memperbaiki jaringnya di Dermaga Muara Angke, Jakarta, Selasa (25/8/2020). Berdasarkan data Kementerian Sosial, sebanyak 80 persen dari 3,8 juta petani dan nelayan belum tercatat sebagai penerima bantuan sosial di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.

Badan Pusat Statistik mencatat, nilai tukar nelayan atau NTN per Oktober 2020 mencapai 100,73 atau naik tipis dibandingkan dengan September 2020 yang 100,72. NTN pada triwulan III-2020 juga meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu naik dari 98,8 menjadi 100,37.

Nilai tukar nelayan merupakan rasio antara pendapatan yang diterima nelayan dan indeks harga yang dibayarkan nelayan, meliputi konsumsi dan biaya produksi. Namun, meskipun angka NTN membaik, pendapatan sebagian nelayan merosot akibat harga jual ikan yang anjlok.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan