logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPembangunan Pipa Gas...
Iklan

Pembangunan Pipa Gas Terbengkalai, Pemerintah Wajib Ambil Alih

Tren konsumsi energi untuk industri di masa mendatang akan bergantung pada gas bumi. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur gas di Indonesia mutlak tersedia.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8tWGbgOr4d-KPphSqMy_sExBrDU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F2697c327-1e78-4701-8990-cdb6c58590e4_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Kru Gas Ambalat, kapal pengangkut LPG, mengecek pipa penyaluran gas saat kapal bersandar di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Jumat (18/9/2020). Kapal berkapasitas 5.000 meter kubik itu mengangkut LPG dari Tanjung Sekong (Banten) ke Pelabuhan Cirebon. Gas lalu didistribusikan ke stasiun pengisian bahan bakar elpiji sebelum ke masyarakat.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pembatalan pembangunan jaringan pipa gas dari Cirebon, Jawa Barat, hingga ke Semarang, Jawa Tengah, harus segera diambil alih pemerintah. Sektor industri di Indonesia, khususnya di Jawa, sangat memerlukan jaringan pipa gas untuk memenuhi kebutuhan energi agar tak bergantung pada bahan bakar minyak jenis solar. Apalagi, era gas alam cair atau LNG dalam beberapa tahun ke depan bakal dominan sebagai pemasok energi di Indonesia.

Awalnya, jaringan pipa gas dari Cirebon sampai ke Semarang tersebut akan dibangun pada 7 Februari 2020 dan bakal selesai pada Februari 2022. Pemenang lelang pembangunan jaringan pipa tersebut adalah PT Rekayasa Industri atau Rekind.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan