logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPengiriman BBM di Indonesia...
Iklan

Pengiriman BBM di Indonesia nan Rumit

Pola distribusi BBM yang rumit akibat kondisi geografis Indonesia berupa kepulauan menyebabkan harga BBM di pengecer mahal. Program BBM satu harga diharapkan dapat menghadirkan keadilan pasokan dan harga energi.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/owjpFRHAKca49TRJFh78lNf27pc=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_26636708_116_0.jpeg
KOMPAS/HAMZIRWAN

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno (ketiga kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya (kelima kanan), Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto (keempat kanan), dan Gubernur Papua Lukas Enembe meninjau pesawat tanker bahan bakar minyak bersubsidi milik Pertamina di Bandara Nop Goliat Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua, Selasa (18/10/2016).

Distribusi bahan bakar minyak atau BBM di Indonesia disebut sebagai yang terumit di dunia. Di Indonesia yang terdiri atas belasan ribu pulau besar dan kecil, pengiriman BBM tak cukup menggunakan satu atau dua jenis moda transportasi. Di Indonesia, khususnya di wilayah timur, pengiriman BBM bisa menggunakan tujuh moda transportasi, yakni darat, laut, dan udara.

Kondisi geografis di Indonesia yang berupa kepulauan tak memungkinkan terhubung seluruhnya lewat pipa. Begitu pula tak cukup mengandalkan pengangkutan dengan truk. Agar BBM sampai ke masyarakat yang paling terpencil, BBM dikirim menggunakan kapal, truk tangki, lalu diangkut lagi menggunakan kapal, dilanjutkan dengan truk barang. Tak cukup di situ, BBM selanjutnya diangkut dengan pesawat dan dibongkar muat ke truk barang yang diteruskan ke stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU).

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan