logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBebas dari Dunia Kecil
Iklan

Bebas dari Dunia Kecil

Pandemi membuat pergerakan kita dibatasi dinding-dinding rumah. Namun, pandemi tak mampu membatasi ide yang mencuat atau menuntaskan rencana yang selama ini tertunda.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Kj2USwCXAQ2lUwHo70-9QXFWV7k=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F7ec9109d-31bb-4d47-925c-4f8b7331f465_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pelanggan memanfaatkan fasilitas drive thru yang disediakan oleh jasa pengiriman barang Tiki di Jalan Pemuda, Jakarta, Kamis (13/8/2020). Pembatasan sosial berskala besar pada masa pendemi Covid-19 membuat kebutuhan belanja warga akhirnya banyak dilakukan secara daring. Yang akhirnya berdampak pada meningkatnya permintaan pengantaran barang. Pada semester I-2020, kinerja Tiki mengalami kenaikan 25 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Sejak kanak-kanak, kita diajarkan untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Kita juga diajarkan bermimpi menaklukkan dunia. Semua itu membekas dan mendidik kita untuk berpikir tak terbatas saat mengarungi dunia. Namun, pandemi Covid-19 membuat semua hal berubah. Dunia tak lagi luas, menjadi hanya sekitar rumah kita. Pilihan-pilihan menjadi terbatas.

Bagaimana kita bisa mengkreasi sebuah ruang aman agar mimpi kita tetap tak terbatas serta kreativitas bisnis tetap menyala? Istilah ruang aman (safe space) semula dipakai di dunia kesehatan mental kaum milenial. Tempat itu sebagai fasilitas, yang antara lain untuk melindungi anak-anak yang termarjinalkan, menghindarkan anak-anak dari kekerasan, dan melindungi mereka dari ujaran kebencian. Meski demikian, ruang itu tidak merujuk pada tempat spesifik. Sekolah yang membuat rasa aman bagi anak-anak juga disebut mempunyai ruang aman.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan