logo Kompas.id
EkonomiResesi dan Falsafah Keynes
Iklan

Resesi dan Falsafah Keynes

Demi menyelamatkan ekonomi pada masa krisis Covid-19, inisiatif fiskal ”whatever it takes” dengan falsafah Keynes menjadi satu-satunya kebijakan yang mungkin berjalan.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Mstaxl-1zCSNTxFDdoG7o1muRlU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F3267c5c5-c28d-48a2-8bb7-45da746e32b8_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Proyek gedung bertingkat di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (20/6/2020).

Resesi, menurut Oxford Languages, didefinisikan sebagai masa sulit perekonomian suatu negara ketika aktivitas perdagangan dan industri menurun serta pengangguran meningkat. Kondisi ini umumnya tecermin dari penurunan produk domestik bruto dalam dua kuartal berturut-turut. Yang harus digarisbawahi, resesi tidak ”ujug-ujug” terjadi.

Di Indonesia, tanda-tanda resesi sebenarnya mulai terlihat ketika ekonomi tumbuh melambat pada triwulan I-2020. Perekonomian secara tahunan tumbuh 2,97 persen, sementara triwulanan minus 2,41 persen. Ini seharusnya jadi alarm bagi pemerintah karena untuk pertama dalam 10 tahun terakhir, Indonesia tumbuh di bawah 5 persen.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan